Sabtu, 06 September 2008

Keajaiban Malam Seribu Bulan

 بِسْمِ اللهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut asma Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang

رَوَاهُ اْلإِمَامُ أَبُوْ مُحَمَّدٍ بْنِ أَبِى حَاتِمٍ عِنْدَ تَفْسِيْرِ هَذِهِ السُّوْرَةِ الْكَرِيْمَةِ " أَيْ سُوْرَةِ الْقَدْرِ " فَقَالَ : حَدَثَنَا أَبِْىْ حَدَثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِى زِيَادٍ الْقَطْوَانِىِّ حَدَثَنَا سِيَارٍ بْنِ أَبِىْ حَاتِمٍ حَدَثَنَا مُوْسَى ابْنُ سَعِيْدٍ يَعْنِى الرَّاسِىِّ عَنْ هِلاَلٍ بْنِ أَبِىْ جَبَلَةٍ عَنْ أَبِىْ عَبْدِ السَّلاَمِ عَنِ أَبِيْهِ عَنْ كَعْبٍ أَنَّهُ قَالَ :

Ketika menafsiri surat yang mulya ini "ya'ni surat Al-Qodr" Al-Imam Abu Muhammad bin Abi Hatim meriwatkan sebuah hadits atsar, beliau mengatakan : Bapakku menceritakan kepada kami, 'Abdullah bin Abi Ziyad Al-Qothwany menceritakan kepada kami, Siyar bin Abi Hatim menceritakan kepada kami, Musa bin Abi Sa'id yaitu Ar-Rosy menceritakan kepada kami dari Hilal bin Abi Jabalah dari Abi 'Abdis Salam dari bapaknya dari Ka'ab, sesungguhnya Ka'ab mengatakan :

إِنَّ سِدْرَةَ الْمُنْتَهَى عَلَى حَدِّ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ مِمَّا يَلِى الْجَنَّةَ, فَهِىَ عَلَى حَدِّ هَوَاءِ الدُّنْيَا وَهَوَاءِ اْلآخِرَةِ, عُلْوُهَا فِى الْجَنَّةِ وَعُرُوْقُهَا وَأَغْصَانُهَا مِنْ تَحْتِ الْكُرْسِىِّ, فِيْهَا مَلاَئِكَةٌ لاَ يَعْلَمُ عِدَّتَهُمْ إِلاَّ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَعْبُدُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى أَغْصَانِهَا فِىْ كُلِّ مَوْضِعِ شَعْرَةٍ مِنْهَا مَلَكٌ وَمَقَامُ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى وَسَطِهَا

Sesungguhnya sidrotul muntaha berada di perbatasan langit ketujuh yaitu dari sebuah tempat yang mengiringi sorga, sedangkan sorga berada di perbatasan hawa dunia dan hawa akhirat, sidrotul muntaha bagian atas berada di dalam sorga, akar dan cabang sidrotul muntaha dari bawah kursy, di dalam sidrotul muntaha terdapat Malaikat yang tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah 'Azza wa Jalla, mereka beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla diatas cabang sidrotul muntaha, di setiap tempat rambut sidrotul muntaha terdapat Malaikat, sedangkan maqom Jibril as di tengah-tengah sidrotul muntaha.

فَيُنَادِى اللهُ جِبْرِيْلَ أَنْ يَنْزِلَ فِىْ كُلِّ لَيْلَةِ الْقَدْرِ مَعَ الْمَلاَئِكَةِ الَّذِى يَسْكُنُوْنَ سِدْرَةَ الْمُنْتَهَى وَلَيْسَ فِيْهِمْ مَلَكٌ إِلاَّ أُعْطِىَ الرَّأْفَةَ وَالرَّحْمَةَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ فَيَنْزِلُوْنَ عَلَى جِبْرِيْلَ فِىْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ حِيْنَ تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَلاَ تَبْقَى بُقْعَةٌ فِىْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ إِلاَّ وَعَلَيْهَا مَلَكٌ إِمَّا سَاجِدٌ وَإِمَّا قَائِمٌ يَدْعُوْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ كَنِيْسَةً أَوْ بِيْعَةً أَوْ بَيْتَ نَارٍ أَوْ وَثَنٍ أَوْ بَعْضُ أَمَاكِنِكُمْ الَّتِى تَطْرَحُوْنَ فِيْهَا الْخَبَثَ أَوْ بَيْتٌ فِيْهِ سَكْرَانُ أَوْ بَيْتٌ فِيْهِ مُسْكِرٌ أَوْ بَيْتٌ فِيْهِ وَثَنٌ مَنْصُوْبٌ أَوْ بَيْتٌ فِيْهِ جَرَسٌ مُعَلَّقٌ أَوْ هَيُوْلَى أَوْ مَكَانٌ فِيْهِ كُسَاحَةُ الْبَيْتِ فَلاَ يَزَالُوْنَ لَيْلَتَهُمْ تِلْكَ يَدْعُوْنَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَجِبْرِيْلُ وَلاَ يَدَعُ أَحَدًا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ إِلاَ صَافَحَهُ وَعَلاَمَةُ ذَلِكَ مَنِ اقْشَعَرَّ جِلْدُهُ وَرَقَّ قَلْبُهُ وَدَمَعَتْ عَيْنَاهُ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ مُصَافَحَةِ جِبْرِيْلَ.

Allah swt memanggil Jibril as agar Jibril as bersama para Malaikat penghuni sidrotil muntaha pada tiap-tiap malam Lailatul Qodar agar turun "ke bumi", di dalam kelompok Malaikat ini tiada Malaikat kecuali diberi rahmat untuk para mu'min, maka pada malam Lailatul Qodar tatkala matahari mulai terbenam turunlah "ke bumi" para Malaikat penghuni sidrotil Muntaha dengan dipimpin oleh Jibril as. Pada malam Lailatul Qodar tidak ada sejengkal tanahpun kecuali disitu terdapat Malaikat, ada yang sujud dan ada yang berdiri untuk mendoakan para Mu'minin dan Mu'minat , kecuali tanah yang ada tempat peribadatannya orang-orang non muslim "Gereja" atau ada rumah api "tempat peribadatannya orang-orang majusi", rumah berhala, sebagian tempat-tempat pembuangan sampah kalian, rumah yang di dalamnya terdapat orang mabuk, rumah yang terdapat barang-barang yang memabukkan, rumah yang dipasang patung berhala, rumah yang di dalamnya digantungkan sebuah lonceng, benda mula-mula "unsur pertama", atau tempat yang ada sapuan sampah rumah "para Malaikat tidak mau menginjakkan kakinya ke tempat tersebut karena mereka suka tempat-tempat yang baik" . Pada malam tersebut para Malaikat tidak henti-hentinya mendoakan para Mu'minin Mu'minat. Malaikat Jibril tidak meninggalkan orang-orang Mu'min satupun kecuali mengajaknya bersalaman terlebih dahulu. Tandanya bersalaman dengan Malaikat Jibril : orang tersebut mengerut kulitnya "menggigil badannya", hatinya menjadi lunak, dan berlinang air matanya. Maka sesungguhnya yang َ demikian itu tandanya berjabatan dengan Jibril.

وَذَكَرَ كَعْبٌ أَنَّ مَنْ قَالَ فِىْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ : لاَ إِلَه إِلاَّ اللهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللهُ لَهُ بِوَاحِدَةٍ وَنَجَاهُ مِنَ النَّارِ بِوَاحِدَةٍ وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِوَاحِدَةٍ, فَقُلْنَا لِكَعْبٍ اْلأَخْبَارِ : يَا أَبَا إِسْحَاقَ صَادِقًا , فَقَالَ كَعْبٌ اْلأَخْبَارُ : وَهَلْ يَقُوْلُوْا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ إِلاَّ كُلُّ صَادِقٍ ؟ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لَتَثْقُلُ عَلَى الْكَافِرِ وَالْمُنَافِقِ حَتَّى كَأَنَّهَا عَلَى ظَهْرِهِ جَبَلٌ.

Ka'ab menuturkan : Bahwa barang siapa pada malam Lailatul Qodar membaca: Laa Ilaaha illallooh 3X maka Allah mengampuni dosanya dengan satu kali bacaan, dan menyelamatkannya dari api neraka dengan satu kali bacaan, serta memasukkannya ke dalam sorga dengan satu kali bacaan. Aku berkata kepada Ka'ab al-Akhbar : Ya Aba Ishaq orang yang benar perkataannya. Ka'ab al-Akhbar menjawab: Apakah ada orang yang mau membaca Laa Ilaaha illalloh kecuali tiap-tiap orang yang jujur ? Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman tanganNya sesungguhnya Lailatul Qodar terasa sangat berat bagi orang Kafir dan Munafiq hingga seakan-akan ada sebuah gunung diatas punggungnya.

فَلاَ تَزَالُ الْمَلاَئِكَةُ هَكَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَأَوَّلُ مَنْ يَصْعَدُ جِبْرِيْلُ حَتَّى يَكُوْنَ فِىْ وَجْهِ اْلأُفُقِ اْلأَعْلَى مِنَ الشَّمْسِ فَيَبْسُطُ جَنَاحَيْهِ وَلَهُ جَنَاحَانِ أَخْضَرَانِ لاَ يَنْشُرُهُمَا إِلاَّ فِىْ تِلْكَ السَّاعَةِ فَتَصِيْرُ الشَّمْسُ لاَ شُعَاعَ لَهَا

Tidak henti-hentinya para Malaikat melakukan hal yang demikian itu sampai fajar menyingsing. Pertama kali yang naik hingga mencapai cakrawala tempat yang lebih tinggi diatas matahari adalah Malaikat Jibril as. Kemudian Dia membentangkan kedua sayapnya . Dia mempunyai dua sayap yang berwarna hijau, serta tidak pernah membentangkannya kecuali pada saat-saat tersebut. Maka terjadilah matahari tanpa cahaya/sinar yang menyilaukan "karena terhalang oleh kedua sayap Jibril as".

ثُمَّ يَدْعُوْ مَلَكًا مَلَكًا فَيَصْعَدُ فَيَجْتَمِعُ نُوْرُ الْمَلاَئِكَةِ وَنُوْرُ جَنَاحَىْ جِبْرِيْلَ فَلاَ تَزَالُ الشَّمْسُ يَوْمَهَا ذَلِكَ مُتَحَيِّرَةً فَيُقِيْمُ جِبْرِيْلُ وَمَنْ مَعَهُ بَيْنَ اْلأَرْضِ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا يَوْمَهُمْ ذَلِكَ فِى دُعَاءٍ وَرَحْمَةٍ وَاسْتِغْفَارٍ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا وَدُعَاءً لِمَنْ حَدَّثَ نَفْسَهُ إِنْ عَاشَ إِلَى قَابِلٍ صَامَ رَمَضَانَ ِللهِ

Kemudian Jibril as memanggil Malaikat satu persatu. Maka naiklah Malaikat tersebut, kemudian berkumpulah cahaya Malaikat dan cahaya kedua sayap Jibril as. Pada hari itu matahari berputar putar. Pada hari itu Jibril bersama Malaikat yang menyertainya tinggal di antara bumi dan langit yang paling rendah untuk mendoakan, memintakan rahmat dan memintakan ampunan bagi mu'minin mu'minat serta orang yang berpuasa Romadlon dengan penuh keimanan dan mengharap balasan dari Allah swt, dan mendoakan orang berbicara pada dirinya sendiri : Jika masih diberi kesempatan hidup sampai Romadlon yang akan datang maka akan puasa Romadlon kaena Allah swt

فَإِذَا أَمْسَوْا دَخَلُوْا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَجْلِسُوْنَ حَلَقًا حَلَقًا فَتَجْتَمِعُ إِلَيْهِمْ مَلاَئِكَةُ سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْأَلُوْنَهُمْ عَنْ رَجُلٍ رَجُلٍ وَعَنِ امْرَأَةٍ امْرَأَةٍ فَيُحَدِّثُوْنَهُمْ حَتَّى يَقُوْلُوْا : مَا فَعَلَ فُلاَنٌ وَكَيْفَ وَجَدْتُمُوْهُ الْعَامَ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ وَجَدْنَا فُلاَنًا عَامَ أَوَّلٍ فِىْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مُتَعَبِّدًا وَوَجَدْنَاهُ الْعَامَ مُبْتَدِعًا وَوَجَدْنَا فُلاَنًا مُبْتَدِعًا وَوَجَدْنَا الْعَامَ عَابِدًا

Tatkala sudah memasuki waktu sore, para Malaikat masuk menuju langit terdekat, kemudian mereka duduk melingkar. Para Malaikat penghuni langit duniapun ikut berkumpul bersama mereka. Kemudian para Malaikat penghuni langit bertanya kepada para Malaikat "penghuni sidrotul muntaha" tentang perihal laki-laki satu persatu dan perempuan satu persatu. Para Malaikat "penghuni sidrotul muntaha" menceritakannya kepada para Malaikat penanya, sehingga mereka bertanya : Apa yang telah dikerjakan oleh si Fulan, serta bagaimana tahun ini kalian menemukan perihal si Fulan? Malaikat yag ditanya menjawab : Kami menemukan si Fulan pada permulaan tahun malam ini dia melakukan ibadah, dan pada tahun ini kami menemukannya sebagai orang yang berbuat bid'ah. Dan kami juga menemukan si Fulan pada permulaan tahun malam ini sebagai orang yang berbuat bid'ah, pada tahun ini kami menemukannya sebagai orang yang taat beribadah.

قَالَ فَيَكُفُّوْنَ عَنِ اْلاِسْتِغْفَارِ لِذَلِكَ وَيَقْبَلُوْنَ عَلَى اْلاِسْتِغْفَارِ لِهَذَا وَيَقُوْلُوْنَ وَجَدْنَا فُلاَنًا وَفُلاَنًا يَذْكُرَانِ اللهَ وَوَجَدْنَا فُلاَنًا رَاكِعًا وَفُلاَنًا سَاجِدًا وَوَجَدْنَا تَالَيَا لِكِتَابِ اللهِ

Ka'ab mengatakan : Kemudian para Malaikat mencegah/tidak mau memintakan ampun karena perbuatannya "orang yang pada permulaan tahun taat beribadah namun pada tahun ini berbuat bid'ah", dan mereka mendekati/mau memintakan ampun karena perbuatan ini "orang yang pada permulaan tahun berbuat bid'ah namun pada tahun ini dia taat beribadah". Para Malaikat mengatakan : Kami menemukan Fulan dan Fulan, keduanya selalu berdzikir kepada Allah swt. Dan kami menemukan Fulan sedang melakukan ruku' dan Fulan yang sedang melakukan sujud, dan kami juga menemukan keduanya membaca kitabulloh.

قَالَ فَهُمْ كَذَلِكَ يَوْمَهُمْ وَلَيْلَتَهُمْ حَتَّى يَصْعَدُوْنَ إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَفِىْ كُلِّ سَمَاءٍ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ حَتَّى يَنْتَهُوْا مَكَانَهُمْ مِنْ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى

Ka'ab mengatakan : Dalam sehari semalam para Malaikat melakukan hal semacam itu hingga mereka naik ke langit kedua. Mereka berada di setiap langit selama satu hari satu malam hingga mereka naik terus sampai ketempat mereka yaitu sidrotul muntaha.

فَتَقُوْلُ لَهُمْ سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى يَا سُكَانِى حَدِّثُوْنِى عَنِ النَّاسِ وَسَمُّوْهُمْ لِى فَإِنَّ لِىْ عَلَيْكُمْ حَقًّا وإِنـِّىْ أُحِبُّ مَنْ أَحَبَّ اللهَ

Kemudian sidrotul munaha berkata kepada para Malaikat : Hai para Malaikat yang menempatiku, ceritakan kepadaku tentang perihal manusia dan sebutkan pula nama-nama mereka ! Karena sesungguhnya aku mempunyai haq atas kamu. Aku mencintai orang yang mencintai Allah swt.

فَذَكَرَ كَعْبٌ اْلأَخْبَارُ أَنَّهُمْ يَعُدُّوْنَ لَهَا وَيَحْكُوْنَ لَهَا الرَجُلَ وَالْمَرْأَةَ بِأَسْمَائِهِمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِهِمْ ثُمَ تُقْبِلُ الْجَنَةُ عَلَى السِّدِْرَةِ فَتَقُوْلُ أَخْبِرِيْنِىْ بِمَا أَخْبَرَكَ سُكَانُكَ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ فَتُخْبِرُهَا

Ka'ab al-Akhbar menuturkan : Sesungguhnya para Malaikat menghitung dan menceritakan kepada Sidroh "sidrotul muntaha" laki-laki dan perempuan dengan menyebutkan nama-nama mereka serta nama-nama bapak mereka. Kemudian sorga menghadap kepada sidroh "sidrotul muntaha". Sorga mengatakan : Ceritakan kepadaku tentang sesuatu yang telah diceritakan oleh para Malaikat penghunimu kepadamu ! Kemudian sidroh menceritakannya kepada sorga .

قَالَ فَتَقُوْلُ الْجَنَّةُ رَحْمَةُ اللهِ عَلَى فُلاَنٍ وَرَحْمَةُ اللهِ عَلَى فُلاَنَةٍ اللَّهُمَّ عَجِّلْهُمْ إِلَىَّ


Ka'ab mengatakan : Maka sorga berdoa : Mudah-mudahan rohmat Allah terlimpahkan atas fulan dan fulanah. Ya Allah, segera masukkanlah mereka kepadaku

فَيَبْلُغُ جِبْرِيْلُ مَكَانَهُ قَبْلَهُمْ فَيُلْهِمُهُ اللهُ فَيَقُوْلُ وَجَدْتُ فُلاَنًا سَاجِدًا فَاغْفِرْ لَهُ فَيَغْفِرُ لَهُ


Jibril as lebih dulu sampai ke tempatnya sebelum para Malaikat penghuni sidrotul muntaha. Kemudian Allah swt memberi ilham kepada Jibril as. Maka Jibril as mengatakan : Aku telah menemukan sifulan sebagai orang ahli sujud, ampunilah dia. Maka Allah swt mengampuninya.

فَيَسْمَعُ جِبْرِيلُ جَمِيْعَ حَمَلَةِ الْعَرْشِ فَيَقُوْلُوْنَ رَحْمَةُ اللهِ عَلَى فُلاَنٍ وَرَحْمَةُ اللهِ عَلَى فُلاَنَةٍ وَمَغْفِرَتُهُ لِفُلاَنٍ


Tiba-tiba Jibril as mendengar seluruh Malaikat pembawa 'arsy berdoa : Semoga rohmat Allah terlimpahkan atas fulan, semoga rohmt Allah terlimpahkan atas fulanah, semoga ampunan Allah dilimpahkan kepada fulan.

وَيَقُوْلُ يَارَبِّ وَجَدْتُ فُلاَنًا الَّذِى وَجَدْتُهُ عَامَ أَوَّلٍ عَلَى السُّنَّةِ وَالْعِبَادَةِ وَوَجَدْتُهُ الْعَامَ قَدْ أَحْدَثَ حَدَثًا وَتَوَلَّى عَمَّا أُمِرَ بِهِ فَيَقُوْلُ اللهُ يَا جِْبِرْيلُ إِنْ تَابَ فَأَعْتَبَنِى قَبْلَ أَنْ يَمُوْتَ بِثَلاَثِ سَاعَاتٍ غَفَرْتُ لَهُ فَيَقُوْلُ جِبْرِيْلُ لَكَ الْحَمْدُ إِلَهِىْ أَنْتَ أَرْحَمُ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ بِعِبَادِكَ مِنْ عِبَادِكَ بِأَنْفُسِهِمْ

Jibril as mengatakan : Ya Tuhanku, aku telah menemukan fulan pada awal tahun dia aku temukan dalam keadaan selalu berpegang pada sunnah dan taat beribadah, namun pada tahun ini aku temukan dia telah menciptakan sesuatu yang baru "berbuat bid'ah" dan melarikan diri/berpaling dari sesuatu yang telah diperintahkan . Allah swt mengatakan : Ya Jibril, jika dia mau bertobat kemudian berpaling kembali kepadaku tiga saat sebelum dia mati niscaya aku akan mengampuni dosa-dosanya. Kemudian Jibril as mengatakan : Hanya kepunyaanmulah segala puji ya Tuhanku, engkau lebih penyayang dibanding semua makhlukmu, dan engkau lebih menyayangi terhadap hamba-hambamu daripada sayangnya hamba-hambamu terhadap diri mereka sendiri.

قَالَ فَيَرْتَجُّ الْعَرْشُُ وَمَا حَوْلَهُ وَالْحُجُبُ وَالسَّمَوَاتُ وَمَنْ فِيْهِنَّ تَقُوْلُ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Ka'ab mengatakan : Maka bergetarlah 'arsy berikut semua yag ada disekitarnya serta beberapa tirai penutup, langit dan penghuninya. Kemudian mengucapkan : Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

قَالَ وَذَكَرَ كَعْبٌ أَنَّهُ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَهُوَ يُحَدِّثُ نَفْسَهُ إِذَا أَفْطَرَ رَمَضَانَ أَنْ لاَ يَعْصِى اللهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ مَسْأَلَةٍ وَلاَحِسَابٍ.


Al-Imam Abu Muhammad bin Hatim mengatakan : Ka'ab menyebutkan : Sesungguhnya barang siapa berpuasa Romadlon serta dia menceritakan/berjanji kepada dirinya sendiri ketika berbuka pada bulan Romadlon dia tidak akan melakukan ma'siat kepada Allah swt, maka dia akan masuk sorga tanpa ditanya dan dihisab.

Oleh : Abu Fafa wa-Ahmadaini
تفسير ابن كثير ص 535 ج 4.

تمت بعون الله يوم الثلاثاء 20 رمضان 1428. ساعة 8.30


Tidak ada komentar: